Sabtu, 17 Agustus 2013

Merayakan keMERDEKAan


Hei kamu...

Iya kamu...

Lama tak mampir...

Ya karena lama juga kau tak menulis.

Alasan-alasan yang ingin dikemukakan.


Setiap mau menulis pasti ada saja halangannya. Yang masih sibuk silahturahmilah, sibuk jajan sana sini, ke sana sini, tuh kan alasannya banyak sekali. Pastinya terlalu banyak rasa malas yang dihadiri dan berbagai alasan tadi adalah TAMENG dari kesemuanya.

Ups... Merdeka itu jujur pada diri sendiri.

Yap hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Indonesia 17 Agustus. Bagaimana cara memperingati kemerdekaan itu? Dengan upacarakah? Ikutan berbagai lomba? Ah bagi saya tidak seperti itu.

Saya merayakan kemerdekaan pagi ini dengan pergi ke pasar. Saya membeli buku tulis, pulpen, pensil, dan beberapa peralatan sekolah lainnya. Lalu? Yap, bagi saya merdeka itu memberikan fasilitas untuk belajar bagi adik saya. Saya punya adik lain Ibu yang saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar.

Melihat dirinya membuat saya terbang ke masa-masa sekolah dasar saya waktu di desa Tumpang. Memang kenapa?

Saat saya sekolah di sini berbagai kendala dalam menyelami pendidikan saya temui. Semuanya bersumber dari peralatan sekolah yang saya punya. Saya memang punya buku, pulpen, pensil, dan semuanya tapi terbatas. Malah saya sering kehabisan.

Kalau sudah kehabisan buku atau pulpen sedih rasanya. Mau beli saja susah karena uang yang dimiliki tidak berlebih. Mau tau apa yang saya lakukan? Pergi ke rumah saudara hanya sekadar meminta uang. Malu? Sudah pasti tentu. Tapi... Kalau tidak meminta ke mereka, bagaimana saya dan adik saya bisa melanjutkan sekolah.

So... Momen kemerdekaan ini saya gunakan sebagai momen berbagi alat-alat sekolah. Agar adik saya bisa menempuh pendidikan sebagaimana layaknya melalui peralatan sekolah lengkap yang dimilikinya.

Bahagia itu sederhana, merdeka itu sederhana yang penting memiliki makna secara mendalam dan medobrak belenggu-belenggu yang menghadang. Lewat pendidikan salah satunya dengan cara yang saya lakukan.

Malamnya... Yihaaa... saya bertemu dengan sepupu (Gita dan Fahmi). Bertemu dengan mereka mengingatkan saya akan almarhum ayah mereka yang tak lain adalah adik dari ayah saya. Kalau tidak ada ayah mereka... mungkin dulu spp saya akan menunggak. Dan mungkin saya tidak akan memiliki peralatan sekolah yang baik. Yap... Ayah merekalah yang begitu berjasa memberikan kasih sayang kepada saya dan adik seperti anak mereka sendiri.

Dunia ini berputar... saat kau memberi saat itulah kau menerima.

Saya dan adik mengajak mereka makan bersama di luar. Seperti itulah yang dulu sering dilakukan Paklek saya yang tak lain adalah ayah mereka. Saya bisa menikmati makan enak dan di luar memang saat diajak oleh paklek. Ini bukan masalah utang budi... tapi seperti itulah memang rasanya. Bukankah hidup saling mengisi dan berganti? Alhmadulillah mereka senang dan suka meski saya tidak bisa memberikan banyak seperti apa yang dulu ayah mereka berikan untuk saya dan adik. Namun melihat senyum merekah di wajah mereka membuat saya tetap yakin bahwa mereka bahagia meski hidup sederhana saja. Seperti halnya saya...

Makan bersama di malam merdeka

Semoga kalian tetap bahagia... aamiin :D
Merdeka... 






Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar