Rabu, 04 April 2012

Kamu 2

kamu. tak habis kata-kata saya untuk sekadar membicarakan kamu. kamu yang bersungguh-sugguh dalam menggapai hidupmu meskipun sedikit mengabaikan kewajiban pendidikanmu. masih ingatkah kamu... kita bertemu disaat yang sangat sederhana. dengan waktu yang sederhana serta dengan perasaan yang sederhana. dalam perkumpulan itu kita pada akhirnya berkenalan. kamu sedikit diam pada awalnya. meskipun pada akhirnya kamu tak jauh berbeda dengan saya. kadang tawamu mengelegar. membuat saya terdiam... ternyata kamu memiliki rasa humor yang besar. kamu sering mengajak saya dan yang lain berdiskusi. mendiskusikan hal-hal yang sebenarnya tak pernah terpikirkan untuk dibahas dan dikaji sedemikian detailnya. saya yang pada awalnya hanya sekadar merasakan rasa pertemanan yang biasanya seketika menjadi tidak wajar. ada setitik simpati lain yang saya taruh dan simpan dalam hati saya terhadap kamu. banyak kata yang terlontar darimu untuk sekadar mengingatkan saya dan terkadang menasihati akan masalah yang sedang saya hadapi. kata-katamu sederhana dan selalu membuat saya mengena. kamu juga mengingatkan saya pada Ayah. menjawab sesederhana mungkin disaat menemui masalah besar dengan kata-kata sederhana dan makna yang mengena hingga masalah itu selesai. Meskipun sampai kemarin malam tak ada interaksi yang berarti lagi diantara kita. tapi kamu terkadang hadir dan ada di saat yang tepat dan dibutuhkan. sama seperti ayah... meskipun saya tak bisa menemuinya setiap waktu... tetapi terkadang ia selalu ada disaat-saat yang saya butuhkan dan harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar