Jumat, 13 September 2013

Aku Ingin Menari. Tapi...



Kwek dan Cipu
“Hei kawan-kawan kalian sudah membaca pengumuman di papan pengumuman belum?” Teriak Cipu, panggilan untuk kelinci putih,  sambil berlari ke arah teman-temannya yang sedang asyik bermain kejar-kejaran. Seketika teman-temannya berhenti bermain dan menoleh ke arah Cipu. Cipu terdiam sesaat untuk memastikan bahwa teman-temannya mendengarkan pengumuman yang akan ia sampaikan.
“Memangnya ada pengumuman apa Ci?” Tanya Uca, sang rusa bersemangat.
“Begini… Minggu depan ada lomba menari, kalian semua harus ikut ya! Siapa tahu kalian akan menang. Hadiahnya banyak sekali!” Ujar Cipu bersemangat sementara teman-temannya hanya mengangguk-anggukan kepala.
“Wah, kalau aku pasti ikut! Aku yakin bisa menang. Apalagi aku memiliki bulu putih yang cantik serta kaki yang semampai.” Ujar Angsa sambil memamerkan bulu-bulu putihnya yang indah. Teman-teman yang melihat seketika terpukau oleh keanggunan bulu-bulu sang Angsa.
. “Persyaratannya apa saja Ci?” tambah Miaw sang kucing dengan bersemangat “Iya apa aja Ci?” Tanya Mbek, Kokok, dan Dara bersamaan ingin tahu.
“Mudah kok, yang penting bisa menari saja! Kalau kalian mau, kalian langsung daftar saja di rumah INTAN (Informasi Hutan).” Jelas Cipu. seketika itu juga, kawan-kawannya bergegas menuju rumah INTAN. Setelah memberikan informasi kepada kawan-kawannya Cipu terduduk sendirian bersandarkan batu. Ia melihat kawan-kawannya dengan bersemangat berlalu semakin lama semakin menjauh.
Seandainya aku bisa ikut lomba menari itu, aku pasti bahagia
“Cipu… sedang apa kamu di sini? Teman-teman yang lain pergi ke mana? sepertinya aku baru saja meninggalkan mereka tapi sekarang mereka sudah tidak ada. Apa kamu melihat mereka?” Tiba-tiba Kwek datang dari arah belakang. Kwek mencari keberadaan teman-temannya dengan menengok ke kanan dan ke kiri. “Cipu… Kamu mendengarkan aku tidak?” Tanya Kwek memperjelas dan membuat Cipu tersentak kaget.
“Eh… Kamu Kwek, bikin kaget saja. Kenapa?” Tanya Cipu tersadar dari lamunannya.
“Kamu sedang memikirkan apa?” Tanya Kwek penasaran dan duduk di sebelah kiri Cipu.
“Eh, Iya hampir lupa… ada lomba menari kalau kamu mau ikut kamu ke rumah INTAN saja Kwek, teman-teman yang lain sekarang sedang mendaftar di sana”. Jelas Cipu sambil tersenyum.
“Kamu tidak ikut?”Tanya Kwek. Cipu gelagapan menjawab pertanyaan Kwek. “Kamu tidak ikut Ci? Kenapa?” Kwek bertanya lagi
“Aku malu Kwek, sebenarnya aku ingin sekali ikut. Tapi… kau lihat sendi saja, tubuhku pendek dan gemuk. Kakiku juga pendek. Tidak seperti yang lain, Angsa contohnya. Ia memiliki tubuh yang bagus, bulu putih serta kaki tinggi yang semampai. Sedangkan aku…” Belum sempat Cipu meneruskan kata-katanya, Kwek segera menjawab dengan lantang.
“Kau tidak percaya diri? Cipu… kenapa kamu jadi rendah diri begini sih. Kamu tidak memandang aku? Lihat kakiku juga pendek, bahkan buluku tidak seperti bulumu yang putih. Aku malah terlihat seperti bebek yang tidak pernah mandi berhari-hari. Padahal kau tahu sendiri kalau hampir setiap saat aku berenang di kali. Tapi mendengar informasi yang kamu berikan, aku malah ingin mengikuti lomba tersebut. Kamu tahu mengapa?” Kwek bertanya serius sementara Cipu menggeleng karena tidak tahu. “Itu karena aku ingin menjadi bagian dari acara itu, yah walaupun mungkin nanti aku tidak menang yang penting aku sudah berani mencoba dan berusaha semampuku.” Jelas Kwek panjang lebar.
“Jadi menurutmu, apakah aku harus ikut lomba tersebut?” Tanya Cipu ragu
“Jawaban itu hanya engkau yang tahu. Tanyakanlah pada hati kecilmu, sebagai teman aku hanya mengingatkan bahwa kita diciptakan Tuhan pasti memiliki kelebihan. Tunjukkan kelebihan itu! Lagi pula seharusnya kau bersyukur Cipu.” Nasehat Kwek dan berjalan pergi meninggalkan Cipu yang terlihat sedang merenungkan kata-kata sahabatnya itu.
                                      ****************
“Kau mau menari tarian apa Cipu? memangnya kamu bisa menari?” Tanya Angsa melihat Cipu memakai gelang daun pertanda ia juga sebagai peserta penari. Cipu hanya tersenyum menjawab pertanyaan Angsa. Cipu teringat kata-kata Kwek hatinya yang dulu ragu kini menjadi mantap untuk mengikuti lomba tari tersebut.
“Hei… ditanya kenapa diam saja. Kau tidak malu ditertawakan teman-teman jika ikut menari dengan kaki pendek seperti itu?” Tanya Angsa lagi dan Cipu hanya tersenyum. Hingga akhirnya namanya disebut untuk menampilkan tariannya.
Dengan langkah pasti, Cipu berjalan ke tengah lapangan. tanpa diiringi musik apapun ia mulai menarikan tariannya dengan gerakan melompat ke sana ke mari sehingga hentakan kakinya menimbulkan nada-nada hentakan tersendiri. Dengan penuh semangat Cipu menari dengan tarian khasnya sendiri. Teman-teman yang melihatnya terpukang atas pertunjukkan Cipu dan semuanya memberikan tepuk tangan yang meriah.
Tibalah gilirang sang Angsa untuk tampil menarikan tariannya. Dengan langkah penuh kebaggaan ia mulai menarikan tariannya. Kakinya yang tinggi semampai ia putar-putar hingga bulu-bulunya terlepas dan bertebrangan. Akan tetapi sayang sekali nasib Angsa. Ketika ia akan mengakhiri tariannya dengan berputar kaki kanannya tersangkut pada kaki kirinya sehingga seketika itu juga Angsa jatuh terpelanting ke tanah. Teman-teman yang melihat kejadian itu seketika tertawa. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang dengan sengaja mengejek kejadian yang menimpa Angsa.
Cipu yang melihat itu segera menghampiri Angsa dan berusaha untuk menolongnya berdiri. Angsa pun menerima uluran tangan Cipu.
“Kau baik sekali Cipu… terima kasih” Ujar Angsa sambil mengibaskan sayapnya yang terkena tanah dan kotor.
“Sama-sama, sebagai teman seharusnya kita memang saling membantu.” Ujar Cipu senang.
“Maafkan aku atas sikapku tadi ya. Aku tidak menyangka kalau kamu bisa menarikan tarian sehebat itu. Aku mengakui kesalahan dan kekalahanku.” Ujar Angsa tulus.
“Iya tidak apa-apa, aku sudah memaafkan engkau Angsa. Aku sekarang percaya bahwa kita diciptakan memiliki kelebihan. Aku tak mau merasa rendah diri karena kakiku yang pendek dan sekarang aku membuktikan bahwa aku bisa menari.” Ujar Cipu semangat.
“Iya, terima kasih Cipu…”. Ujar Angsa sambil menjabat tangan Cipu.
                                      *******
“Juara 3 lomba menari diraih oleh … Angsa…”Ujar Kijang sang dewan juri, diiringi oleh tepuk tangan yang meriah. “Juara 2 diraih oleh Cipu…” Ujar kijang lagi. Untuk juara pertama lomba menari tahun ini diraih oleh Kwek…” teriak Kijang diiringi tepuk tangan dan sorakan yang menggema di hutan. Kwek memang seekor bebek yang hebat, ia menampilkan tarian nya dengan mengoyang-goyangkan tubuhnya seperti melenggak-lenggok serta gaya menari diiringi dengan mimik yang lucu. Hal itulah yang membuat ia menjadi pemenang. Semua menyambut dengan suka cita atas pengumuman itu. Mereka pun bersenang-senang atas pencapaiannya itu.


                                      Tamat










Tidak ada komentar:

Posting Komentar